5++ Rumah Budbahasa Kalimantan Barat – Sejarah, Filosofi & Contoh Gambar


Rumah Adat Kalimantan Barat – Budaya Dayak dan Melayu yaitu 2 tradisi utama di Kalimantan Barat. Provinsi ini berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia, sehingga beberapa tradisi dan etika istiadat Kalimantan Barat tak luput dari dampak budaya Melayu.





Secara geografis, Kalimantan Barat berada di area topografi dengan banyak sungai kecil maupun besar. Oleh sebab itu, provinsi ini juga disebut sebagai provinsi seribu sungai. Sungai-sungai ini sampai kini digunakan selaku jalan masuk ke daerah pedalaman, dimana beberapa suku asli Kalimantan Barat tinggal.





Populasi Kalimantan Barat sebagian besar adalah Suku Dayak, yakni sekitar 43,1%. Kemudian etnis lain yang tinggal di provinsi ini berasal dari etnis Melayu, Jawa, Tionghoa, Madura, Bugis, Sunda, Batak, Banjar, dan lain-lain.





Kesenian merupakan bab dari warisan budaya di Kalimantan Barat. Disini, seni sangat meningkat , baik itu berupa seni tari, seni musik, sastra, kerajinan tangan, hingga masakan. Rumah budpekerti Kalimantan Barat pun memiliki daya tarik tersendiri dan terus dilestarikan.






Rumah Tradisional Kalimantan Barat





Kalimantan Barat memiliki beberapa jenis rumah adat, yaitu Rumah Panjang, Rumah Adat Betang, Rumah Adat Baluk, dan Rumah Adat Melayu. Keempatnya mempunyai keunikan dan makna masing-masing. Rumah Panjang yaitu jenis yang paling diketahui dan merupakan rumah budbahasa resmi dari Kalimantan Barat.





1. Rumah Panjang





Rumah orisinil Kalimantan Barat dinamakan demikian sebab Rumah Panjang memiliki bentuk memanjang ke samping dengan ukuran yang panjang. Bangunan tradisional ini berbahan dasar kayu dengan ukuran mencapai 180 meter. Sedangkan lebarnya sekitar 6 sampai 30 meter dengan tinggi rumah sekitar 5 sampai 8 meter.





Luar umumbesar, bukan?





rumah panjang




Struktur bangunannya berupa rumah panggung. Sehingga untuk masuk ke dalam rumah harus memakai tangga yang disebut sebagai Hejot. Jumlah anak tangga haruslah ganjil. Jumlahnya juga mesti diubahsuaikan dengan luasan rumah.





Semakin luas rumah, maka akan semakin banyak pula anak tangganya. Hejot atau tangga dibentuk dari kayu pohon ulin yang dikenal berpengaruh dan tahan lama sampai ratusan tahun.





Untuk lantai Rumah Panjang memakai bagian bambu atau bisa juga menggunakan kayu belahan pinang yang kuat. Bentuknya mesti diseleksi yang lingkaran lurus. Sementara itu, dindingnya yang dibuat dari papan kayu dan bersekat-sekat.





– Ruangan Rumah Panjang





Rumah akhlak resmi Kalimantan Barat ini terbagi menjadi 5 ruangan, antara lain:





1. Pente





Dalam bahasa Indonesia, Pente adalah teras. Rumah Panjang juga mempunyai area di bagian depan yang berfungsi selaku teras. Namun teras [ada Rumah Panjang tidak digunakan untuk duduk-duduk atau mendapatkan tamu. Fungsinya melainkan untuk melaksanakan ritual keagamaan ataupun program adab oleh semua anggota keluarga dalam Suku Dayak.





2. Samik





Samik yakni ruang tamu. Di ruangan ini Suku Dayak akan mendapatkan tamu yang datang ke rumah. Di dalam Samik lazimnya dilengkapi dengan perabot berbentukmeja berbentuk bulat. Meja tersebut disebut dengan Pene dan dipakai untuk menjamu tamu.





3. Ruang Keluarga





Ruangan ini berada di bagian tengah rumah. Ukurannya sangat luas dan bentuknya persegi panjang. Fungsi ruangan ini adalah untuk termpat berkegiatan sehari-hari.





4. Kamar Tidur





Jumlah kamar tidur di dalam Rumah Panjang tidak diputuskan berapa banyaknya. Jumlahnya menyesuaikan dan tergantung pada berapa keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut.





Pakem budbahasa yang menertibkan wacana kawasan tidur hanyalah mengenai posisi kamar. Kamar orangtua harus berada di pangkal aliran sungai. Kamar-kamar dibentuk berjajar dari kamar orangtua dan bawah umur, sampai yang paling ujung ditempati oleh anak bungsu.





5. Bagian Belakang





Area di belakang Rumah Panjang difungsikan selaku dapur. Posisinya menghadap ajaran sungai agar lebih gampang mendapat terusan langsung ke air, karena proses mengolah masakan niscaya memerlukan air. Selain sebagai dapur, bagian belakang rumah juga difungsikan sebagai tempat menyimpan hasil panen.





Makna dan Filosofi Rumah Panjang





Rumah Panjang bukan cuma berfungsi selaku rumah tinggal, melainkan mempunyau nilai filosofis yang mengajarkan nilai-nilai luhur warisan nenek moyang Suku Dayak. Nilai-nilai ini layak diteladani oleh keturunannya, bahkan oleh masyarakat terbaru.





Bangunan Rumah Panjang yang ukurannya sungguh luas dihuni oleh beberapa kepala keluarga dengan anggota keluarga mereka. Masing-masing keluarga memiliki latar belakang yang berbeda-beda, jumlah pemasukan mereka pun beragam.





Dengan berbagai macam perbedaan tersebut, mereka tinggal di dalam satu tumah dengan harmonis. Persatuan, tenggang rasa, toleransi dan semangat saling menyebarkan Suku Dayak ini layak dicontoh.





Selain itu, dengan tinggal bersama dalam satu rumah menunjukkan bahwa Suku Dayak tidak membeda-bedakan status sosial. Semua penduduk Dayak dianggap sama rata. Perbedaan usia, kekayaan, wajah yang rupawan, dan jabatan yang dimiliki pasti ada, namun bukan berarti dijadikan alasan untuk menjadikannya pertentangan.





Rumah Panjang dibangun menghadap ke arah matahari terbit, sementara bagian belakangnya menghadap ke arah matahari terbenam. Hal ini berarti insan harus bekerja keras sejak terbitnya matahari hingga terbenam. Bermalas-malasan dan hanya berleha-leha sungguh tidak dianjurkan dalam tradisi penduduk Dayak.





2. Rumah Adat Betang





Bentuk Rumah Betang seperti dengan Rumah Panjang, adalah persegi panjang yang memanjang ke arah samping. Ukurannya pun juga sangat luas, ialah dengan panjang hingga 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Bahkan ada pula yang ukurannya lebih besar lagi.





rumah adat betang




Perbedaannya dengan Rumah Panjang adalah tangganya yang lebih besar. Sedangkan pada Rumah Betang tangga dibuat dengan ukuran lebih proporsional. Struktur Rumah Betang berbentukrumah panggung dengan ketinggian 3 hingga 5 meter dari permukaan tanah.





Sama halnya dengan Rumah Panjang, Rumah Betang juga dihuni oleh beberapa kepala keluarga dengan anggota keluarganya masing-masing. Keluarga ini hidup bersama secara bebuyutan di rumah yang sama. Setiap keluarga menempati satu kamar yang disebut dengan bilik.





Selain tinggal bareng di Rumah Betang, bahwasanya masyarakat Dayak juga mempunyai rumah tunggal. Rumah-rumah ini dibangun sementara khusus untuk melaksanakan aktivitas bertani atau berladang. Hal tersebut dikerjakan sebab jarak Rumah Betang biasanya cukup jauh dari ladang.





3. Rumah Adat Baluk





Rumah tradisional ini berasal dari Suku Dayak Bidayuh. Bentuk rumah ini sungguh unik, ialah bulat, dengan diameter sekitar 10 meter. Tinggi rumah sangat tinggi atau mencapai 12 meter. Rumah etika Baluk disangga dengan 20 tiang dari kayu dan juga beberapa penopang lain.





rumah adat baluk




Rumah Baluk bukan ialah rumah tinggal. Rumah ini cuma digunakan untuk program ritual adab tahunan, ialah Nibak’ng atau Ritual Gawai Nyobeng. Upacara akhlak ini dijalankan sesudah panen padi selaku tanda menghadapi animo penggarapan ladang selanjutnya.





4. Rumah Adat Melayu





Rumah tradisional ini milik Suku Melayu yang ada di Kalimantan Barat. Rumah budpekerti Melayu lazimnya dibangun di sentra kebudayaan penduduk Melayu yang menetap di sana. Rumah ini dipakai untuk aneka macam macam kegiatan yang berafiliasi dengan budpekerti, mulai dari upacara budpekerti, hingga musyawarah.





Rumah Adat Melayu




Atap Rumah Adat Melayu mendapat dampak dari rumah adab Jawa, yaitu berupa segitiga dengan sudut 30°. Gunanya adalah supaya sirkulasi udara mampu berjalan tanpa gangguan, sehingga suhu di dalam rumah lebih sejuk.





5. Rumah Adat Betang Radakng





Bangunan tradisional ini adalah salah satu ikon di kota Pontianak. Rumah budbahasa Dayak Radakng bahkan pernah mendapat rekor MURI alasannya ukurannya yang begitu besar.





Rumah Adat Betang Radakng




Rumah tradisional Kalimantan Barat ini mempunyai panjang 138 meter dan tinggi 7 meter. Rumah ini merupakan replika dari rumah budpekerti suku Dayak yang dijadikan destinasi rekreasi, serta tempat pertunjukkan berbagai kesenian Dayak. Ukurannya yang luas menimbulkan rumah ini dapat ditempati 600 orang pada bab ruang utama.


0 Response to "5++ Rumah Budbahasa Kalimantan Barat – Sejarah, Filosofi & Contoh Gambar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel